Novel: Ayah (Andrea Hirata)

Ketika Laskar Pelangi booming pada masanya, Andrea Hirata langsung menjadi salah satu penulis favorit saya, begitu pula dengan 3 novel lain dalam tetraloginya. Novel berjudul Ayah ini saya temukan di Ipusnas ketika mengetik nama Andrea Hirata di kolom pencarian. Sayangnya saya tidak pernah berhasil meminjamnya karena statusnya selalu 'queue' alias antri. Sudah masuk dalam wishlist namun masih belum berhasil kebagian.

Lalu saya iseng mencari aplikasi baca gratis di browser, mencoba mencari alternatif tempat peminjaman lain selain Ipusnas. Dari beberapa platform yang direkomendasikan, saya menemukan Ijakarta, aplikasi perpustakaan digital Dinas Perpustakaan Jakarta. Proses pendaftarannya mudah. kurang lebih mirip dengan Ipusnas. Bagian surprise-nya adalah saya menemukan novel Ayah dan tak perlu mengantri untuk meminjamnya. Ahhh, senangnya 😁

Berikut catatan dan kesan singkat saya setelah membacanya.

Sumber: kumparan.com
  • Judul: Ayah
  • Penulis: Andrea Hirata
  • Penerbit: Bentang Pustaka
  • Tahun terbit: 2015
  • Tebal: 412 halaman
  • Bahasa: Indonesia
Gaya tulisannya khas Andrea Hirata di novel tetraloginya, dengan dialek Melayu kental yang serius namun bikin ngikik. Saya selalu menyukai pilihan diksinya. Cenderung hiperbolis namun justru semakin menambah jenaka jika isi kalimatnya lucu.

Misalnya ini:
Lagu itu amat syahdu di bagian depan. Sabari menyanyikannya dengan gaya campuran orang berdoa, menggerutu dan beserdawa. Lolos dari bagian depan, Sabari bersiap-siap masuk ke bagian yang paling dramatis, reffrain. Diambilnya ancang-ancang, digenggamnya tangannya kuat-kuat, lalu dilolongkannya trullyyyy .... Suaranya berubah dari orang menggerutu menjadi anjing melolong melihat iblis.
Langsung ingat salah satu kalimat di Laskar Pelangi "Apa jadinya dunia musik Indonesia kalau kau jadi penyanyi?". Sungguh memprihatinkan 😂😂😂.

Oh ya, sekilas tema ceritanya tak jauh beda dari Laskar Pelangi dan Maryamah Karpov, masih tentang kehidupan sederhana nun jauh di pinggiran kampung selalu mampu menarik rasa syukur sekaligus malu. Malu karena sering mengeluh.

Saya suka cerita tentang Keluarga Langit-nya. Lucu ya kalo dibikin versi buku cerita anak bergambar.  Ada banyak kalimatnya yang juga bisa jadi quote keren. Salah satu favorit saya adalah:
Seseorang pernah mengambil sesuatu darinya, sekarang dia tenang karena tak punya apa-apa lagi untuk diambil.
Yess, nothing is trully ours, right? Sejatinya tidak ada yang benar-benar milik kita di dunia. Merasa tidak memiliki apa-apa akan membuat kita lebih 'ikhlas' menjalani apapun yang terjadi dalam hidup, termasuk ketika satu persatu titipan Allah diambil kembali.
 
Back to the novel, alur ceritanya bercampur, maju mundur. Ada beberapa tokoh penting yang dikisahkan secara tidak nyambung dalam setiap bab. Namun memasuki 1/3 bagian novel, kita akan menemukan hubungan antara tokoh-tokoh itu satu dan lainnya. Jadi dibaca aja terus, hihi.

Adalah Sabari, tokoh utama dalam kisah ini, yang seumur hidupnya hanya jatuh cinta pada satu perempuan saja. Sejak masih remaja tanggung hingga akhir menutup usia, cintanya hanya pada Marlena, tidak pernah berbalas namun terus disimpannya. Lain hal dengan cintanya kepada Zorro, putra tiri dari pernikahannya dengan Marlena. Seperti lirik lagu 'cinta ini membunuhku', Sabari nyaris gila ketika putra tumpuan kesayangannya ini dibawa pergi oleh Marlena.

Beruntungnya Sabari memiliki dua sahabat sejati yang kemudian membantunya mencari Zorro di seluruh penjuru Sumatra. Jenis persahabatan yang sukar dicari dan cukup membuat saya termangu dan bertanya-tanya, masih adakah jenis persahabatan model seperti itu di jaman ini?

Keseluruhan ceritanya seru dan menarik, bikin penasaran, bikin ngikik sekaligus bikin baper. Jelang bagian akhir, saya sedikit bingung kenapa tiba-tiba muncul tokoh Amiru yang tadinya hanya disebutkan di bab-bab awal cerita. Menahan diri untuk tidak menengok kembali ke halaman awal, akhirnya terkuak juga hubungan antara Amiru kecil dengan Sabari kecil di awal cerita, hihi. 

Yang belum baca dan mau coba ngintip-ngintip buat baca, boleh main-main ke Ijakarta di link ini yaaa. Ceritanya bagussss ❤


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEKAL MAKAN ISTIMEWA

Buku Cerita Anak : How Rude!

Buku Cerita Anak: TURTLE AND TORTOISE ARE NOT FRIENDS