Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Yumi Cell dan Inside Out

Sepanjang sejarah perdrakoran saya yang gak seberapa ini, rasanya baru kali ini saya menemukan sudut pandang yang berbeda. Meskipun banyak kisah-kisah drakor yang catch attention karena jalan ceritanya yang unik, namun Yumi's Cell berhasil membuat saya ber-WAHHHH di episode pertamanya. Saya nemu drakor ini pas baca tweet seseorang tentang 4 film the best -nya Kim Go Eun. Ada Goblin, King The Eternal Monarch, Cheese In The Trap dan Yumi Cell. Saya menikmati penampilan keren Kim Go Eun di King, kemudian penasaran dengan Goblin dan langsung jatuh hati pada akting polosnya Ji Eun Tak remaja, dan lalu memutuskan nonton Cheese In The Trap. Aktingnya kece. Maka Yumi Cell kemudian jadi target tontonan selanjutnya. Tertarik pas baca-baca review- nya, ternyata ceritanya tentang sel-sel otak Yumi, pemeran utama wanitanya. Unik juga. Saya langsung ingat film anak, Inside Out yang juga bercerita dari sudut pandang emosi-emosinya. Inside Out dirilis 2015, sementara Yumi Cell di tahun 2021.

Jejak Kenangan di Pelosok Oesilo, Timor Leste

Gambar
Jika ditanya apakah yang menyenangkan dari terlahir sebagai anak tentara? Aku akan menjawab, bisa pergi ke berbagai daerah tempat Bapak bertugas. Masa kecilku kuhabiskan di daerah-daerah terpencil di Timor-Timur, yang sekarang dikenal sebagai Republik Timor Leste. Tumbuh besar di negeri orang sungguh membuatku punya banyak sekali pengalaman tak terlupakan. Salah satunya adalah mencicipi berbagai biji-bijian enak yang langsung diambil dari pohonnya. Ketika Bapak masih bertugas di Oesilo, kontur tanahnya berbukit didominasi pepohonan jati yang menjulang tinggi. Aku, adikku dan teman-teman lainnya suka bermain petak umpet di baliknya. Pohon jatinya sebenarnya tidak begitu besar, namun bisa menyembunyikan tubuh kami yang kurus ramping. Dengan jarak pepohonan yang hanya 2-3 meter, tidak mudah menebak pohon mana yang menyembunyikan sosok anak kecil di belakangnya. Jika lelah, kami akan beristirahat dan mulai mengumpulkan buah jati kering untuk dimakan. Iya, dimakan. Ada yang sudah pern

Berkatalah Baik atau Diam

Gambar
Pic : Pixabay.com   Seorang gadis muda ingin sekali memberi hadiah untuk ibunya. Sudah setahun belum menemukan pekerjaan, ia merasa sangat membebani hidup ibunya. Kali ini, meski hanya pekerjaan sementara dalam waktu sebulan ini, ia ingin memberi ibunya hadiah. Meski artinya harus menahan diri untuk tidak membeli barang-barang lain yang ia inginkan, tak masalah. Ia hanya ingin menyenangkan hati ibunya. Dengan niat memberi kejutan yang manis, ia pun membeli sepasang sandal wanita bermodel open toe yang cantik dan nyaman dipakai. Harganya tergolong mahal dan ia tahu persis ibunya tidak akan pernah mau membeli sandal seharga itu. Tetapi untuk kali ini saja ia ingin ibunya memakai sesuatu yang lebih bagus dan lebih berkualitas dari yang sebelumnya. Bagaimana reaksi ibunya? Di luar dugaan. Ketika mencoba sandal tersebut, ia lupa mengeluarkan busa pengalas di dalam sandalnya sehingga terasa sempit ketika dipakai. Jari kaki ibunya menyembul keluar melewati ujung sandalnya. Kata-kata ya

HATI-HATI, HINDARILAH 2 KEBAIKAN INI!

Perbuatan baik akan mendatangkan pahala dan yang buruk akan diganjar dosa. Prinsip dasar ini rata-rata dianut oleh sebagian besar manusia di muka bumi. Semua agama juga mengajarkan seperti itu, bukan? Kebaikan akan berbalas kebaikan dan keburukan akan mendatangkan keburukan pula. Namun ternyata pada beberapa hal, yang terjadi justru sebaliknya. Aksi akan menimbulkan reaksi, namun aksi positif tidak selamanya menimbulkan reaksi positif juga. Mengapa demikian? karakter dasar manusia yang berbeda-beda dalam menanggapi sesuatu bisa menjadi salah satu penyebabnya. Tahukah, KLIPERS? Ada dua kebaikan yang perlu dihindari untuk dilakukan karena biasanya berakibat negatif. Wah, berbuat baik tapi hasilnya negatif? Apakah ada? Simak penjelasannya berikut, yuk! 1. Kebaikan dengan Pamrih Menurut KBBI, pamrih adalah maksud tersembunyi dalam memenuhi keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Melakukan sesuatu tanpa pamrih, kalimat ini terkenal, bukan? Untuk mengingatkan kita bahw

Mengapa Blog?

Ada berbagai media yang sering digunakan untuk menulis, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks dan menghasilkan. Ada yang rajin menulis buku, mengirimkan artikel ke media, menulis blog, menulis copywrite atau sekadar status di media sosial, bahkan ada pula yang hanya memilih free writing untuk menyalurkan 20.000 katanya.  Mengenal blog di tahun 2013 sempat membuat saya terinspirasi untuk menulis di blog juga. Dibikinlah blog yang isinya tulisan curhatan emak-emak plus ulasan-ulasan hal-hal yang menarik hati. Tidak bertahan lama, begitu pindah rumah, blog pun terlantar. Selain karena memang tidak berlangganan wifi lagi (😆), kesibukan mengurus anak yang sudah lebih dari satu pun lebih mendominasi. Di 2017, saya mulai menulis di blog lagi ketika bergabung dengan Rumbel Menulis IP (Ibu Profesional) Sulawesi dan memutuskan untuk serius belajar menulis. Tidak melanjutkan blog yang sebelumnya karena menginginkan topik tulisan yang berbeda. Hasilnya lumayan, bisa terisi beberapa tu